CARA BERTERNAK KELINCI


  1. Jika kita ingin memelihara atau beternak kelinci mulai dari anakan maka sebiknya kandang yang kita sediakan adalah kandang baterani yang diberi litter.
  2. Namun jika kita langsung membeli indukan atau kelinci dewasa, maka cukup dibangun kandang baterai saja.
  3. Ukuran box baterai kandang leinci yang bisa digunakan untuk semua jenis kelinci 70 x 50 x 60 cm. (panjang x lebar x tinggi). Dan ini bisa memuat 5 ekor kelinci penggemukan. Namun jika kita ingin megembang biakkan maka dalam satu box kandang cukup diisi dengan sepasang kelinci saja.
  4. Siapkan pakan atau makanan kelinci. Jika ingin praktis cukup membeli pelet makanan kelinci dan ditambahkan dengan sedikit hijauan makanan ternak yang cocok untuk kelinci. Adapun beberapa hijauan yang cocok untuk makanan kelinci; leguminoseae (daun kacang-kacangan), sayuran (kangkung dan wortel), rumput unggul yang masih muda, daun ubi (baik umbi jalar maupun ketela). selengkapnya lihat di sini.
  5. Sebaiknya dalam kandang diberi penerangan lampu listrik
  6. Obat-obatan yang harus selalu siap sedia yang paling utama adalah vitamin C dan antibiotik.
  7. Kontrol untuk kelinci dewasa cukup 2 kali sehari sekali di pagi hari dan sekali di sore hari. Kontrol dilakukan sekalian memberi makanan kelinci. Sedangakan untuk anak kelinci sebaiknya dikontrol sesering mungkin.

Senin, 02 Desember 2013

Ada beberapa jenis penyakit yang sering menyerang Kelinci :
  1. Abses : disebabkan oleh bakteri dengan ciri - ciri adanya bengkak dibawah kulit, dagu, leher dada atau ditempat lain. Obatnya Limoxin 200 LA
  2. Masitis : disebabkan oleh bakteri dengan ciri - ciri kurang nafsu makan, haus bekepanjangan suhu badan meninggi serta ambing berwarna merah dan kesakitan jika di sentuh. Obat Limoxin 200 LA.
  3. Berak Darah ( Cocidiosis ) : disebabkan oleh bakteri Isospora Bigemina menyerang usus dan hati ciri-ciri kelinci lesu, nafsu makan menurun, berat badan menurun, perut tampak membesar. Obatnya Amporolin 300 WS atau Colistan
  4. Flu dan Pilek : disebabkan virus influenza ciri-ciri bersin bersin dan hidung mengeluarkan cairan. obatnya Limoxin 200 LA
  5. Kembung ( Bloat ) : disebabkan oleh parasit yang hidup diusus hati kelinci ciri-cirinya badan kurus, lesu,telinga pucat, bulu kasar, jika diraba perut terasa keras, selalu berdiri dengan posisi membungkuk, kotoran warna hijau gelap, berbau dan muncul lendir menggantung di duburnya. Obatnya Permenthyl 5%
  6. Kudis (Scabies) : disebabkan oleh kutu Sarcopies Scabie berbentuk bulat dan berkaki ukuranya 0.2-0.6 mm. sekali bertelur mencapai 40-50 butir biasanya menyerang bagian telinga, hidung, kepala, kaki hingga ke seluruh tubuh. Obatnya Intermectin
  7. Mencret : disebabkan oleh udara lembab, basah, terkena gin malam secara langsung, bisa juga karena jenis pakan yang diberikan tidak cocok terlalu banyak hijauan basah, sehingga kurang serat, ciri-cirinya nafsu makan kurang, perut kembung, kotoran encer dan bau, mata sayu dan bulu kusam. Obatnya Intertim Oral / Intertim LA.
  8. Sembelit : disebabkan pakan kering yang tidak diimbang dengan jumlah air minum yang cukup ciri-cirinya kelinci gelisah dan urine sangat sedikit. obatnya tambahkan air minum dan berikan pakan sayuran dan hijauan yang mengandung serat tinggi.
Dari beberapa penyakit diatas yang paling sering menyerang kelinci adalah Kembung dan Mencret yang diakibatkan oleh makanan dan perubahan cuaca, saran saya untuk antisipasi sebaiknya slalu siap obat Kembung ( Permenthyl 5%) dan Obat Mencret (Intertim Oral) dan untuk meningkatkan kekebalan tubuh agar tidak cepat terserang penyakit kasih Vitamin( Introvit 4 WS) dua minggu sekali selama 3 hari berturut-turut.

Biasanya penyakit kulit kelinci tidak berakibat fatal tetapi penyakit ini membutuhkan pertolongan dari dokter hewan. Karena selain menyebabkan ketidaknyamanan pada kelinci, penyakit kulit ini juga dapat menular ke manusia. Cukup membuat kita jadi gatal-gatal…
Moulting (Ganti bulu)

Banyak orang yg memelihara kelinci tidak tahu bahwa kelinci itu bisa ganti bulu.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pemilik kelinci soal ganti bulu ini.
Kelinci liar ganti bulu dua kali dalam setahun, tetapi kelinci peliharaan memiliki periode ganti bulu yang berlainan. Ada yang ganti bulu secara rutin… misalnya kelinci berbulu panjang akan ganti bulu jika tidak mendapatkan sirkulasi udara yang bagus. Banyak kelinci yang ganti bulu memiliki tanda/ciri-ciri yang disebut “tide mark”. Di daerah yang sedang ganti bulu, kulitnya akan terlihat berwarna gelap. Di daerah yang berwarna gelap inilah, bulu baru akan tumbuh. Beberapa jenis kelinci yang berbulu panjang atau lebat dapat terlihat pitak jika sedang ganti bulu. Ini adalah sesuatu yang normal.
Kelinci yang sedang ganti bulu membutuhkan grooming (dimandikan, disisir, dan semacamnya) yang teratur supaya bulu yang rontok tidak terhisap dan menganggu usus/pencernaan si kelinci. Kelinci yang sedang ganti bulu perlu diberi hay/jerami yang sangat penting supaya usus/pencernaan kelinci tetap lancar.
Waspadalah dengan gejala-gejala gangguan pencernaan. Misalnya di kotoran terlihat ada bulu-bulu. Jika Anda menemukan gejala seperti ini tetapi kelinci Anda masih terlihat sehat, Anda dapat memberikan obat antibiotik (liquid paraffin) sebanyak 5-10 ml. Tetapi jika kelinci Anda terlihat lemas/lesu, dia mungkin mengalami gangguan pencernaan yang parah. Kalau sudah seperti ini, segera ke dokter hewan.
Dalam proses ganti bulu ini, kadangkala ada bulu-bulu yang tidak rontok terutama di bagian pantat (tepat di atas ekor) dan atau bagian perut. Gunakan sisir kucing untuk melepaskan bulu-bulu tersebut.
Ringworm (Cacing gelang)

Ringworm bukan penyakit cacingan, tetapi penyakit akibat infeksi jamur. Gejala penyakit ini adalah iritasi kulit (Mungkin kayak penyakit panu kali yah?)di sekitar kepala yang menimbulkan rasa gatal-gatal. Ringworm harus dibedakan dengan penyakit lain seperti scabs (keropeng) yang memiliki gejala-gejala yang mirip.
Ringworm dapat diobati dengan dua cara:
Cara pertama: Gunakan salep anti jamur di daerah yang bermasalah.
Cara kedua: Gunakan obat anti jamur yang disuapkan ke kelinci. Obat ini bekerja menumbuhkan bulu/rambut sehingga jamur akan mati. Efektifitas obat ini bisa membutuhkan waktu selama beberapa minggu.
Ringworm termasuk ‘zoonosis’ (Penyakit yang dapat menular ke manusia). Jadi berhati-hatilah ketika menyentuh/memegang kelinci yang terinfeksi.
Sumber infeksi dapat melalui hay (jerami), tanah, atau kucing rumah. Kelinci juga bisa tertular ringworm dari manusia. Jadi, jangan lupa untuk melindungi kelinci Anda dari orang-orang yang terinfeksi ringworm.
Infeksi Tungau
Cheyletiella adalah semacam tungau yang sering menyebabkan penyakit kulit pada kelinci. Nama lengkap latinnya: Cheyletiella, Sarcoptes scabiei (Scaby) atau Notoedres cati.
Ciri-ciri infeksi Cheyletiella ini adalah terdapat ketombe di daerah kulit tertentu (seringkali di punggung. Bisa juga di atas ekor atau tengkuk leher). Ketombe ini disebut juga “ketombe berjalan” sebab kita bisa melihat ketombe itu bergerak-gerak karena aktivitas para tungau. Tungau-tungau itu sendiri tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Tungau-tungau itu memakan keratin. Oleh karena itu infeksi terjadi di daerah yang banyak bulu-bulu mati: daerah yang sulit dijangkau oleh kelinci untuk digaruk/disisir. Jadi jika kelinci anda sedang bermasalah (sakit gigi, penyakit tulang, kakinya keseleo, obesitas,kekurangan gizi), periksa dengan teliti apakah kelinci Anda kena tungau atau tidak. Segera ke dokter hewan, jika Anda melihat ada gejala penyakit ini.
Cheyletiella dapat menular ke manusia. Jika kelinci Anda terinfeksi tungau, Anda perlu rajin membersihkan rumah, dan mengganti bedding (alas dassar) kelinci. Sebab Cheyletiella kuat bertahan hidup dan dapat menginfeksi kelinci kembali. Konsultasikan dengan dokter hewan Anda untuk memberantas tungau ini secara tuntas.
Fur mites (Tungau bulu)furmites
Fur mites berbeda dengan Cheyletiella, dan jarang ada orang yang mengetahui tungau ini. Mereka biasanya akan menyerang kulit pinggul sampai ke ekor.
Ukuran fur mites sedikit lebih besar dibandingkan dengan Cheyletiella. Tungau ini dapat dilihat dengan mata telanjang sebagai butir-butir kecil yang bergerak-gerak. Warna mereka kontras dengan warna bulu kelinci yang terserang. Hal ini mungkin terjadi karena tubuh tungau ini memiliki dua warna… Warna tubuhnya yang pucat mungkin akan kontras dengan warna bulu kelinci yang gelap dan sebaliknya.
Fur mites tidak menimbulkan masalah jika jumlahnya sedikit. Cara penanggulangannya mirip dengan penanggulangan pada infeksi Cheyletiella.
Ear mites (Tungau telinga)

earmiteTungau telinga Psoroptes cuniculi menyebabkan penyakit yang disebut sebagai “canker”. Tungau menyerang kulit telinga sehingga menimbulkan iritasi kulit. Iritasi kulit ini dapat membentuk kotoran kuping yang keras dalam jumlah banyak (Kelincinya bisa conge-an kali yah maksudnya? ).
Gejala awal penyakit ini kurang terlihat. Kelinci bisa terlihat menggaruk-garuk telinganya atau kelinci merasa sakit jika kupingnya dipegang. Dalam dua minggu, akan terlihat jelas sisik berwarna abu-abu kecoklatan di dalam kupingnya. Jika tidak segera diobati, tungau dan kotoran kuping akan tumpah berceceran ke pipi dan kupingnya.
Penyakit ini perlu diobati melalui konsultasi dengan dokter hewan. Jika kelinci Anda terlihat sangat sakit, mintalah dokter hewan memberinya penawar rasa sakit. Antibiotik juga diperlukan untuk memberantas infeksi bakteri lain. Antibiotik ini dapat diteteskan langsung ke dalam telinga atau disuntikan/disuapkan ke kelinci. Kadang-kadang, proses pembersihan kotoran kuping bisa menimbulkan rasa sakit yang luar biasa bagi kelinci. Jika demikian, kotoran kuping yang keras itu perlu dilunakkan dulu dengan obat. Kemudian kelinci perlu dibius ketika proses pembersihan kotoran itu dilakukan.
Kutu (Fleas)
Kelinci peliharaan jarang terkena kutu. Tapi kelinci peliharaan mungkin dapat tertular kutu dari hewan anjing dan kucing. Ada vaksinasi khusus untuk mencegah penyakit ini. Di Inggris, flea collar (kerah kutu) disarankan untuk dipakai kelinci yang terinfeksi kutu.
Wounds (luka)
Luka pada kelinci bisa jadi bisul/bengkak bernanah. Oleh karena itu, luka luar harus dengan telaten dibersihkan.
Goresan dan luka potong kecil dapat diobati dengan mandi air garam (satu sendok makan untuk 0,568 liter air hangat). Tetapi luka luar yang parah perlu diobati dokter hewan. Luka luar yang besar mungkin perlu dijahit (yang kadang-kadang perlu pembiusan) dan diberi antibiotik untuk mengurangi risiko terkena infeksi.
Luka luar lebih mudah dijahit kalo masih baru. Walau gitu, luka luar tidak harus segera diobati saat itu juga. Dengan kata lain, jika seekor kelinci memiliki luka luar saat tengah malam, pengobatannya di dokter hewan dapat ditunda sampai esok pagi. Kecuali luka luar akibat serangan hewan lain, atau pendarahan yang tidak berhenti walau ditekan langsung selama 20 menit.

Penyakit kelinci dan cara penanggulangannya

PENYAKIT DAN CARA PENANGANAN YANG SERING TERJADI PADA KELINCI

Young Doe Syndrome
Musim ini adalah musim terbaik untuk kelinci melahirkan dan menyusui. Musim panas memang waktu terbaik untuk kelinci bereproduksi. Dan bicara mengenai reproduksi kelinci, ada 1 penyakit yang musti diwaspadai para pencinta kelinci. Nama penyakit ini adalah Young Doe Syndrome. Penyakit ini biasanya menyerang induk kelinci yang sedang menyusui pada kelahiran pertama dan kedua. Penyebab penyakit ini adalah kuman bernama Stapphylorus Aureus yang menyebabkan bengkaknya kelenjar susu. Kuman ini masuk melalui luka yang terletak pada puting susu.

Akibat kuman ini induk kelinci mengalami Mastitis, dengan ciri2 suhu badan induk menjadi panas dan nafsu makan jauh berkurang. Puting susu yang keras dan bengkak membuat induk kelinci tidak mau menyusui anak2nya. Penyebab lain penyakit ini bisa juga karena pakan yang diberikan terlalu banyak mengandung biji2an, sehingga induk kelinci mengalami Enteritis yang kemudian berkembang menjadi Mastitis.

Cara Penangannya :
* Induk segera diisolasi di kandang terpisah.
* Induk disuntik dengan Penicillin, Dexatozoon, Sulmethonl, Sulfa Strong, atau Oxylin.
* Perbanyak pakan hijauan, kurangi konsentrat.
* Anak kelinci yang tidak disusui dapat diberikan Rabbit Milk, Susu Kambing Etawa, atau susu bayi umur 0 - 6 bulan.
* Kandang segera dibersihkan dan disemprot dengan disinfektan.

Pneumonia
Penyakit ini juga biasa dikenal dengan nama radang paru. Sesuai dengan namanya maka penyakit ini menyerang paru-paru kelinci. Penyebab penyakit ini adalah sejenis kuman yang bernama Pasteurella Multocida. Penyakit ini sangat susah untuk disembuhkan dan menjadi salah satu penyebab kematian kelinci, kecuali jika kelinci segera diobati saat gejala masih dalam tahap permulaan.

Penyebabnya :
Perubahan cuaca, kelinci terkena angin langsung, udara kandang yang lembab, dan pakan yang kurang bergizi.

Gejalanya :
Kelinci kurang nafsu makan, selalu merasa haus, napas sesak sehingga kelinci sering mengangkat kepala tinggi-tinggi, hidung keluar nanah, suhu badan dingin, mata dan telinga kelinci berwarna kebiru-biruan, kotorannya encer/mencret yang terkadang disertai nanah.

Pengobatannya :
Jika gejala awal sudah terlihat sebaiknya kelinci harus segera diobati. Caranya yaitu dengan menyuntikan Oxylin 0,1 - 0,2 ml/kg berat kelinci, Penicillin 10.000 unit/5 -6 kg berat kelinci, atau Sulfa Strong 0,5 - 5 ml/kg berat kelinci.

Scabies Atau Kudis
Penyakit ini lumayan sering menyerang kelinci, apalagi yang dipelihara di tanah atau kandang postal. Penyebab dari penyakit ini adalah kutu ( sarcoptes scabie ) yang masuk ke dalam kulit dengan cara merusak lapisan kulit bagian atas. Hal ini menyebabkan infeksi kulit dengan ciri2 yaitu kulit kelinci berwarna kemerah-merahan, bulu rontok, dan gatal-gatal yang sangat pada kelinci. Pertama-tama akan menyerang bagian kepala, lalu menjalar ke mata, hidung, kaki, hingga akhirnya ke seluruh tubuh.

Pencegahannya adalah dengan rajin membersihkan kandang dan rutin menyemprot kandang menggunakan disinfektan ( Asuntal, Neguvan, dll ). Kandang yang pernah dihuni oleh kelinci yang terkena kudis harus dibersihkan dan disemprot dengan cermat, serta dibiarkan kosong kurang lebih selama 2 minggu.

Cara pengobatan kelinci yang terkena penyakit ini dapat dengan menyuntikan obat kutu diantara kulit dan daging ( ini apabila penyakitnya belum parah ). Obat buat injeksi ada banyak macam dan dapat dicari di toko pertanian. Apabila kudis yang dialami kelinci sudah agak parah maka sebaiknya lukanya segera dicuci dengan air hangat hingga bersih, dilap, setelah itu luka diolesi dengan obat kudis. Dapat diolesi dengan salep belerang atau bedak gatal untuk manusia yang dicampur minyak tanah terlebih dahulu. Lakukan pengobatan setiap 2 hari sekali.

Peringatan :

* Penyakit ini dapat menular ke manusia.
* Gunakan sarung tangan saat melakukan pengobatan.
* Cucilah tangan menggunakan sabun hingga bersih setelah melakukan pengobatan.


Bahaya Musim Hujan
Musim hujan datang lagi, musim yang ditakuti banyak peternak kelinci. Kenapa saya mengatakan ini? Karena di musim inilah biasanya banyak kelinci yang mati baik yang sudah besar khususnya bagi yang masih berumur 2 bulan kebawah. Penyebabnya banyak, namun kebanyakan disebabkan oleh kembung dan mencret. Hujan yang lebat dan angin yang kencang sangat berpengaruh terhadap kesehatan kelinci. Secara umum penyakitnya disebut dengan Enteritis Kompleks. Gejala dari penyakit ini adalah kelinci terlihat malas, kalau berdiri selalu membungkuk, perut kembung, nafsu makan turun, mata terlihat sayu, kotorannya encer dan berbau tidak sedap serta lendir menggantung di dubur, dan sering kita lihat kelinci mengkerotkan giginya karena menahan sakit. Cara penanggulangannya adalah dengan memberikan antibiotik yang dicampurkan di air minum atau makanannya, memperbanyak serat kasar, dan dapat pula ditambah dengan suntikan vitamin B12 atau Bkomplek ( 0,5ml/kg berat badan kelinci ). Namun ada yang lebih penting dari itu semua, yaitu menjaga kebersihan kandang. Udara yang basah dan lembab akibat musim hujan adalah faktor yang mempercepat kuman2 utk berkembang biak. Jadi kandang yang selalu terjaga kebersihannya merupakan salah satu kunci agar kelinci anda terbebas dari segala penyakit akibat musim hujan ini

Penyakit pada Kelinci

Standar
1. Shore Hocks
shore hocks bisa sangat menyakitkan bagi kelinci Anda, dan menyedihkan bagi Anda untuk melihat dan mengobati. Sore hocks tidak terbatas hanya breeds besar, namun dapat terjadi pada setiap jenis kelinci.
Gejala
Sore hocks umumnya muncul pada kaki belakang. Biasanya, bulu akan hilang dari kaki dekat persendian,  area  kaki belakang dan di bagian bawah. Juga akan ada kemerahan di daerah  itu memanjang sampai ke kaki. Jika tidak diobati infeksi akan berkembang dan luka terbuka dapat terlihat. infeksi yang tidak diobati dapat mengakibatkan infeksi bakteri, dan akhirnya kematian kelinci.
Penyebab
Umumnya penyebabnya adalah kondisi yang tidak sehat dalam tempat hidup kelinci. Akumulasi kotoran di kandang, atau alas yang basah atau lembab. Untuk kelinci yang lebih besar, masalah dapat dikaitkan dengan dasar kandang kawat yang menyebabkan luka karena berat kelinci. Mungkin juga akibat kuku yang panjang dan kecenderungan turun temurun.
Pengobatan
Pengobatannya tidak rumit. Pertama pastikan kelinci Anda kukunya dipotong. Cuci kakinya dengan bersih. Anda mungkin perlu untuk memangkas kembali beberapa bulu di daerah yang terinfeksi. Lalu beri salep seperti Bag balm, lotion kalamin atau garam Epsom. Buka luka harus ditangani dengan salep antibiotik seperti jenis Neosporin. Umumnya antibiotik seperti Terramycin mungkin dapat membantu dalam mencegah infeksi lebih lanjut.
Kedua, Anda harus menghilangkan sumber masalah. Bersihkan tempat tinggal kelinci dan lingkungannya. Jika menggunakan kandang kawat, sediakan alas solid untuk kelinci untuk beristirahat di saat pemulihan. Lanjutkan untuk mengobati sakit dan bersihkan kandang setiap hari sampai semua tanda-tanda infeksi hilang.
Kesimpulan :
rasa sakit yang tidak diobati dari hocks, akan menyebabkan hewan yang menderita. Akhirnya tidak akan makan karena sakit. infeksi sekunder juga dapat terjadi, dan pada akhirnya akan menyebabkan kematian kelinci Anda.Pencegahan adalah kunci untuk menghindari masalah ini. Periksa kelinci Anda setiap hari untuk setiap gejala penyakit.
3. moulting
Moulting Biasa
Kelinci biasa molting 1-2 kali dalam setahun. Kelinci muda merontokkan bulu bayinya antara umur 3 sampai 12 bulan. Kerontokan bisa dimulai dari bagian tubuh mana saja. Bisa dimulai dari atas kepala atau rontok perlahan secara merata di seluruh tubuhnya.
Setelah molting. Bulu bagusnya akan bertahan beberapa bulan. Semakin tua umur kelinci, semakin sering berganti bulu.
Moulting yang Berlebihan
Jika kelinci selalu berganti bulu tanpa henti. Pertimbangkan program pemberian pakan yang cocok dan juga suhu sekitarnya.
Perubahan nilai protein dalam pakan dapat menyebabkan molting. jadi jika berganti pakan dengan nilai protein yang berbeda maka molting akan lebih sering terjadi. Molting dapat membuat kelinci stress jadi disarankan untuk memberi pakan se konsisten mungkin.
Molting yang berlebihan juga bisa disebabkan oleh pemberian pakan yang mengandung protein terlalu tinggi. Dengan protein yang berlebihan, tubuh kelinci secara otomatis akan menggunakannya untuk membuat lapisan bulu yang baru dan merontokkan yang lama. Untuk kelinci dwarf, protein dikisaran 15-16% sudah cukup. Untuk kelinci penghasil bulu, 18% protein sudah memadai. Jika menambahkan alfalfa pada pakan kelinci maka harus dipertimbangkan jumlah protein yang akan dihasilkan (alfalfa mengandung banyak protein)
Rontok yang Disebabkan Penyakit dan Masalah lain
Kutu
Rontoknya bulu dibarengi dengan adanya ketombe pada kulit kelinci. Pengobatan bisa menggunakan ivermectin.
Ringworm
Rontok bulu diikuti dengan benruk melingkar seperti cincin pada kulit kelinci. Ringworm dapat menular ke manusia. Oleh karena itu pastikan membersihkan kandang dan sekitar dengan cairan pemutih atau cairan yang mengandung iodine (Vanodine, povodine)
Pengobatan oral hanya diberikan untuk sakit yang parah. Clotrimazole cream bisa digunakan.
Abcess
Bulu rontok disekitar dagu, terutama pada kelinci jantan, mengindikasikan kelinci terkena abcess. Kelinci mempunyai kelenjar bau dibawah dagunya yang bisa terinfeksi.
pengobatan abcess membutuhkan antibiotik oral.
Wet Dewlap
Wet Dewlap
Mangkok yang terbuat dari bahan batu mempunyai keuntungan, tapi untuk kelinci betina yang mempunyai dewlap besar akan menyebabkan bulu rontok dan bau yang menyengat.
Solusinya, potong bulunya dan pastikan kandang mempunyai ventilasi yang baik. Ganti mangkok air dengan botol yang digantung agak tinggi agar lipatan leher dan dewlapnya tidak lembab
Bulu Telapak Kaki Rontok
Itu tandanya sore hock. Secara berkala periksa telapak kaki kelinci. Rex dan mini rex sangat sering terkena sore hock.
Sediakan alas yang rata untuk mengistirahatkan telapak kaki kelinci
Barbering
Barbering adalah ketika kelinci tetangga memakan bulu kelinci lain. Biasanya kelinci yang dominan yang memakan bulu kelinci yang kurang dominan.
kelinci yang kurang dominan akan menyerahkan kepalanya dengan memasukkan hidungnya ke bagian kelinci yang dominan.
Solusi yang bisa dilakukan dalah dengan menukar posisi kandang atau memberikan jeda yang lebih besar antara kandang.
Self barbering bisa menandakan kelinci kurang serat. Bisa juga stres yang berlebih. Periksa sekeliling kandang, apakah banyak suara, cahaya yang berlebihan atau suara binatang yang mengganggu
4. Infeksi Tungau
Cheyletiella adalah semacam tungau yang sering menyebabkan penyakit kulit pada kelinci. Nama lengkap latinnya: Cheyletiella, Sarcoptes scabiei (Scaby) atau Notoedres cati.
Ciri-ciri infeksi Cheyletiella ini adalah terdapat ketombe di daerah kulit tertentu (seringkali di punggung. Bisa juga di atas ekor atau tengkuk leher). Ketombe ini disebut juga “ketombe berjalan” sebab kita bisa melihat ketombe itu bergerak-gerak karena aktivitas para tungau. Tungau-tungau itu sendiri tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Tungau-tungau itu memakan keratin. Oleh karena itu infeksi terjadi di daerah yang banyak bulu-bulu mati: daerah yang sulit dijangkau oleh kelinci untuk digaruk/disisir. Jadi jika kelinci anda sedang bermasalah (sakit gigi, penyakit tulang, kakinya keseleo, obesitas,kekurangan gizi), periksa dengan teliti apakah kelinci Anda kena tungau atau tidak. Segera ke dokter hewan, jika Anda melihat ada gejala penyakit ini.
Cheyletiella dapat menular ke manusia. Jika kelinci Anda terinfeksi tungau, Anda perlu rajin membersihkan rumah, dan mengganti bedding (alas dassar) kelinci. Sebab Cheyletiella kuat bertahan hidup dan dapat menginfeksi kelinci kembali. Konsultasikan dengan dokter hewan Anda untuk memberantas tungau ini secara tuntas.
5. Fur mites (Tungau bulu)
Fur mites berbeda dengan Cheyletiella, dan jarang ada orang yang mengetahui tungau ini. Mereka biasanya akan menyerang kulit pinggul sampai ke ekor.
Ukuran fur mites sedikit lebih besar dibandingkan dengan Cheyletiella. Tungau ini dapat dilihat dengan mata telanjang sebagai butir-butir kecil yang bergerak-gerak. Warna mereka kontras dengan warna bulu kelinci yang terserang. Hal ini mungkin terjadi karena tubuh tungau ini memiliki dua warna… Warna tubuhnya yang pucat mungkin akan kontras dengan warna bulu kelinci yang gelap dan sebaliknya.
Fur mites tidak menimbulkan masalah jika jumlahnya sedikit. Cara penanggulangannya mirip dengan penanggulangan pada infeksi Cheyletiella.
6. Ear mites (Tungau telinga)

Tungau telinga Psoroptes cuniculi menyebabkan penyakit yang disebut sebagai “canker”. Tungau menyerang kulit telinga sehingga menimbulkan iritasi kulit. Iritasi kulit ini dapat membentuk kotoran kuping yang keras dalam jumlah banyak (Kelincinya bisa conge-an kali yah maksudnya? ).
Gejala awal penyakit ini kurang terlihat. Kelinci bisa terlihat menggaruk-garuk telinganya atau kelinci merasa sakit jika kupingnya dipegang. Dalam dua minggu, akan terlihat jelas sisik berwarna abu-abu kecoklatan di dalam kupingnya. Jika tidak segera diobati, tungau dan kotoran kuping akan tumpah berceceran ke pipi dan kupingnya.
Penyakit ini perlu diobati melalui konsultasi dengan dokter hewan. Jika kelinci Anda terlihat sangat sakit, mintalah dokter hewan memberinya penawar rasa sakit. Antibiotik juga diperlukan untuk memberantas infeksi bakteri lain. Antibiotik ini dapat diteteskan langsung ke dalam telinga atau disuntikan/disuapkan ke kelinci. Kadang-kadang, proses pembersihan kotoran kuping bisa menimbulkan rasa sakit yang luar biasa bagi kelinci. Jika demikian, kotoran kuping yang keras itu perlu dilunakkan dulu dengan obat. Kemudian kelinci perlu dibius ketika proses pembersihan kotoran itu dilakukan.
7. Kutu (Fleas)
Kelinci peliharaan jarang terkena kutu. Tapi kelinci peliharaan mungkin dapat tertular kutu dari hewan anjing dan kucing. Ada vaksinasi khusus untuk mencegah penyakit ini. Di Inggris, flea collar (kerah kutu) disarankan untuk dipakai kelinci yang terinfeksi kutu.
8. Wounds (luka)
Luka pada kelinci bisa jadi bisul/bengkak bernanah. Oleh karena itu, luka luar harus dengan telaten dibersihkan.
Goresan dan luka potong kecil dapat diobati dengan mandi air garam (satu sendok makan untuk 0,568 liter air hangat). Tetapi luka luar yang parah perlu diobati dokter hewan. Luka luar yang besar mungkin perlu dijahit (yang kadang-kadang perlu pembiusan) dan diberi antibiotik untuk mengurangi risiko terkena infeksi.
Luka luar lebih mudah dijahit kalo masih baru. Walau gitu, luka luar tidak harus segera diobati saat itu juga. Dengan kata lain, jika seekor kelinci memiliki luka luar saat tengah malam, pengobatannya di dokter hewan dapat ditunda sampai esok pagi. Kecuali luka luar akibat serangan hewan lain, atau pendarahan yang tidak berhenti walau ditekan langsung selama 20 menit.

9. Malocclusion ( Gigi Panjang )
Malocclusion
Malocclusion adalah nama keren dari gigi yang tidak tumbuh sejajar. Pada kelinci jika gigi tumbuh tidak sejajar antara atas dan bawah maka proses pengikisan gigi akan tidak sempurna dan akan teus tumbuh. Pada kasus yan parah, malocclusion dapat menyebabkan infeksi rahang dan kehilangan berat badan karena sulit untuk makan.
Penyebab Malocclusion
Malocclusion dapat disebabkan karena keturunan atau terbentuk sendiri.
Malocclusion dari keturunan biasanya terdapat pada kelinci dwarf. karena kecilnya tulang tengkorak mereka, maka susunan gigi dapat tumbuh tidak sempurna.
Malocclusion yang terbentuk diakibatkan karena mengalami kecelakaan kecil atau seringnya kelinci menarik-narik kawat kandang sehingga susunan gigi menjadi rusak.
Susunan gigi
Gejala Malocclusion
  • Abcesses di mulut atau rahang
  • Ngiler, ini bisa berlanjut kepada dermatitis pada leher dan dagu sehingga menyebabkan bulu rontok (lihat artikel Bulu Rontok Pada Kelinci)
  • Pencabutan bulu
  • Pembengkakan rahang
  • Menggesek-gesekkan mulut
  • Penurunan berat badan
Malocclusion
Perawatan Malocclusion
Banyak memberikan serat dan sesuatu yang bisa kelinci kunyah. Karena gigi yang terlalu panjang akan merusak nafsu makan kelinci. beberapa breeder akan mengebiri kelinci yang mengalamai malocclusion karena dikhawatirkan akan menurunkannya kepada anak-anaknya dan merusak keturunan selanjutnya.
Kelinci yang terkena malocclusion harus dirawat secara reguler dengan memotong gigi yang panjang secara berkala untuk menjaga kesehatan dan berat badannya.

10. Parasit dalam tubuh kelinci
dead
Parasit internal yang bisa menyerang kelinci mencakup cacing dan protozoa (intracellular parasites)
Nematodes

  • Trichostrongylidae -Cacing perut. Kelinci terinfeksi pada saat memakan telur cacing. Cacing akan tumbuh di dalam perut kelinci. Penyebaran cacing ini biasanya tidak diiringi tanda apapun pada kelinci. Pada infeksi yang sudah parah, sulit menaikkan berat dan turunnya berat badan kelinci dapat terjadi. Penyembuhan bisa menggunakan Fenbendazole selama 5 hari.
  • Passalurus ambiguus -Cacing kremi. Biasanya ada di sekum atau pencernaan besar. Penyebaran cacing ini biasanya tidak disertai dengan tanda-tanda pada kelinci, walaupun pada penyebaran yang sudah parah. Penyembuhan: Piperazine di makanan atau minumannya; febendazole sebanyak 50 ppm di makanan selama 5 hari. Kelinci terinfeksi dari makanan dan minumannya. Spora cacing tersebar melalui urin dan dapat hidup berbulan-bulan. Cacing kremi kelinci adalah hal yang umum. Cacing ini tidak menular ke manusia. Penyakit ini dapat ditemukan bahkan di kelinci yang kebersihannya terjaga.
  • Taenia pisiformis, Taenia serialis, Cittotaenia variabilis -Cacing pita. Cacing ini berada di pencernaan kecil, liver dan sambungan otot. Tanda-tandanya kehilangan nafsu makan, lesu ,membesarnya perut dan pembengkakan di balik kulit. Cacing pita tertular melalui makanan yang telah terkontaminasi telur cacing pita. Biang penularan pada kelinci adalah anjing. Jangan memberikan rumput yang berada dekat anjing kepada kelinci. namun cacing pita biasanya menjangkiti kelinci liar dan bukan kelinci rumahan.

Protozoa

  • Eimeria stiedae -(Juga dikenal sebagai Monocystis stiedae , Coccidium oviforme, dan Coccidium cuniculi). Penyakit ini menyerang hati. Tanda-tandanya biasanya tidak terlalu terlihat, yaitu kehilangan nafsu makan, bulu yang kasar, kehilangan berat badan, pembesaran pada perut, lesu, kesulitan bernapas dan diare. Parasit ini menyerang gati dan menyumbat saluran empedu dan tidak merusak pencernaan. Kematianterjadi pada kelinci anakan.Parasit dapat terditek melalui tes kotoran kelinci menggunakan cara direct smear.
    Pengobatan menggunakan beberapa obat sampai kekebalan tubuh kelinci terbentuk.
    Menjaga kebersihan kandang dapat menghilangkan atau meminimalisir adanya parasit. kelinci yang terkontaminasi dapat disingkirkan dari kandang. Hindari penularan melalui kotoran, makanan atau minuman. Kandungan amonia 10% dapat mematikan parasit. Anak-anak kelinci harus dipisahkan dari ibu yang terkontaminasi. Dan basmi hama, karena hama dapat menularkan parasit ini.
  • Eimeria irresidua, E. magna, E. media, E. perforans and others -Parasit ini menyerang saluran usus. Biasanya tanda-tandanya sulit di deteksi. Parasit ini tidak ada di dalam kotoran yang dimakan kelinci pada malam hari. Yang bisa terjadi adalah kehilangan berat badan pada kelinci atau sulit menaikkan berat badan. Tanda terparah adalah diare dengan adanya lendir dan darah. kelinci akan mengalami kehausan yang luar biasa.  Kelinci akan mati karena dehidrasi. Pada infeksi yang parah, kelinci akan mati sebelum parasit berada dalam kotorannya.
    Pengobatannya sama dengan pada penyakit hati.
  • Toxoplasma gondii (synonym: T. cuniculi) -Jarang ada pada kelinci, namun bisa terjadi jika hidup bersama kucing. Penularannya melalui kotoran kucing. Parasit berada di otak, getah bening, limpa, hati, ginjal, paru-paru, jantung dan mata. Gejala akut biasanya ditemukan di kelinci muda. Kehilangan nafsu makan tiba-tiba, demam tinggi dan meningkatnya kecepatan bernapas. kelinci akan mengeluarkan cairan pada saluran pernapasan. Menjadi lesu dan kadang kejang-kejang diikuti dengan kelumpuhan dan kematian bisa terjadi setelah 2 sampai 8 hari.
    Yang biasanya terjangkit adalah kelinci tua. Biasanya kehilangan nafsu makan dan anemia, diikuti dengan kelumpuhan pada bagian belakang. Kelinci dapat mati atau sembuh total.
    Penyakit dapat dideteksi melalu beberapa cara, yang diantaranya tes darah.
    Walaupun obat-obatan digunakan, pengobatan kurang efektif. Kandang yang bersih adalah keharusan. Sebagian desinfektan kurang efektif, tapi panas dapat melumpuhkan parasit. Breed kelinci yang terbebas dari parasit. Penyakit ini dapat menular ke manusia.

Penyakit Kembung, Mencret pada kelinci dan Cara Mengatasinya

Uraniwarabbit, Salah satu kendala dalam memelihara kelinci adalah terserangnya suatu penyakit. Salah satu penyakit yang sering menyerang kelinci adalah kembung dan mencret. Walau pun penyakit ini tidak termasuk penyakit yang berat namun sering kali kembung dan mencret menyebabkan kematian pada kelinci kesayangan kita. Tapi tenang jangan panik jika sobat mengalaminya, kita coba bahas penyebab dan cara mengatasi kembung dan mencret ini.

kembung dan mencret dan pengobatannya
Kelinci yang mati akibat kembung
Bagi sebagian kecil penghobi kelinci terutama para pemula, tentu akan merasa kebingunan bagai mana bisa mengetahui kelinci kita kena kembung dan mencret, wong tau-tau kelinci nya mati !?. Untuk menekan kematian yang disebabkan kembung dan mencret ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengetahui lebih dini dan memberikan pengobatan, yaitu : Kotoran kelinci cair atau lembek dan tidak seperti biasanya , terlihat cenderung menyendiri jika berkoloni, lebih sering berdiam diri, matanya terlihat sayu, porsi makan cenderung menurun, perut terlihat lebih gemuk dari biasanya, suhu badan lebih dingin terutama bagian telinga dan perut. Jika melihat ciri-ciri tersebut kita harus waspada tapi jangan panik.


Nah, sebelum mengobati perlu kita ketahui terlebih dahulu penyebab nya agar setealah mengobati tidak terkena kembali. Kembung dan mencret sebenar nya adalah dua penyakit yang berbeda namun biasanya terjadinya salaing berkaitan menret dulu baru kembung. Faktor yang paling utama penyebab kembung dan mencret ini adalah faktor makanan dan daya tahan kelinci itu sendiri. Ini didapat dilihat umumnya kelinci yang terserang adalah kelinci yang berumur dibawah tiga bulan, kenapa ?? karena kelinci dibawah tiga bulan daya tahannya cenderung masih lemah sedangkanp pengetahuan terhadap kelinci masih minim. Ini juga jawaban dari paradigma kenapa memelihara kelinci pada umumnya cepat mati.
Dalam hal pakan, pakan padat (serat kasar) yang berlebih, sayur mayur yang berlebih bisa menjadi penyebab terlebih lagi sayur yang mengandung gas seperti kangkung, kol, sawi dan sebagainya. – untuk referensi bisa baca-baca jenis-jenis sayuran yang baik untuk kelinci – perlu diingat sayur tersebut tidak berbahaya tapi pola makan sikelinci dan daya tahan tubuhnyalah yang menyebabkan sayuran tersebut bisa menjadi berbahaya.. selain faktor pakan dan daya tahan tubuh, cuaca juga mempengaruhi seperti awal-awal musim penghujan dan angin.
Untuk pencegahan terjadinya kembung, perhatikan komposisi dan porsi makanan untuk kelinci, jaga kebersihan kandang walaupun pada dasarnya penyakit ini tidak menular secara langsung namun rawan mengundang bakteri yang dapat menimbulkan bibit penyakit yang dihawatir kan dapat mengenai kelinai yang sehat.
Bagai mana kalau kelinci kita terlanjur terkena kembung dan mencret??? ada beberapa cara atau metoda yang dapat dilakukan, biasanya tiap breader mempunyai trik tersendiri yang menurut mereka lebih enak dilakukan namun hasiatnya sama.
Pemijatan, karena kembung disebabkan oleh pencernaan yang tidak sempurna dan menyimpan gas pada usus sikelinci mereasa kesulitan dalam buang kotoran normal, maka pemijatan di bagian perut secara perlahan dan teratur dapat membantu menurunkan gejala kembung ini. Namun cara ini memerlukan ketelatenan dan kesabaran.
Pakan Alami, jika kelinci masih mau makan dan ditemukan gejala-gejala kembung atau sudah terkena kembung dan mencret bisa diberi obat alami yaitu berupa daun pepaya atau daun pisang. Ganti pakan yang biasa berikan denganUraniwarabbit, Salah satu kendala dalam memelihara kelinci adalah terserangnya suatu penyakit. Salah satu penyakit yang sering menyerang kelinci adalah kembung dan mencret. Walau pun penyakit ini tidak termasuk penyakit yang berat namun sering kali kembung dan mencret menyebabkan kematian pada kelinci kesayangan kita. Tapi tenang jangan panik jika sobat mengalaminya, kita coba bahas penyebab dan cara mengatasi kembung dan mencret ini.
Bagi sebagian kecil penghobi terutama para pemula, tentu akan merasa kebingunan bagai mana bisa mengetahui kelinci kita kena kembung dan mencret, wong tau-tau kelinci nya mati !?. Untuk menekan kematian yang disebabkan kembung dan mencret ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengetahui lebih dini dan memberikan pengobatan, yaitu : Kotoran kelinci cair atau lembek dan tidak seperti biasanya , terlihat cenderung menyendiri jika berkoloni, lebih sering berdiam diri, matanya terlihat sayu, porsi makan cenderung menurun, perut terlihat lebih gemuk dari biasanya, suhu badan lebih dingin terutama bagian telinga dan perut. Jika melihat ciri-ciri tersebut kita harus waspada tapi jangan panik.
Nah, sebelum mengobati perlu kita ketahui terlebih dahulu penyebab nya agar setealah mengobati tidak terkena kembali. Kembung dan mencret sebenar nya adalah dua penyakit yang berbeda namun biasanya terjadinya salaing berkaitan menret dulu baru kembung. Faktor yang paling utama penyebab kembung dan mencret ini adalah faktor makanan dan daya tahan kelinci itu sendiri. Ini didapat dilihat umumnya kelinci yang terserang adalah kelinci yang berumur dibawah tiga bulan, kenapa ?? karena kelinci dibawah tiga bulan daya tahannya cenderung masih lemah sedangkanp pengetahuan terhadap kelinci masih minim. Ini juga jawaban dari paradigma kenapa memelihara kelinci pada umumnya cepat mati.
Dalam hal pakan, pakan padat (serat kasar) yang berlebih, sayur mayur yang berlebih bisa menjadi penyebab terlebih lagi sayur yang mengandung gas seperti kangkung, kol, sawi dan sebagainya. – untuk referensi bisa baca-baca jenis-jenis sayuran yang baik untuk kelinci – perlu diingat sayur tersebut tidak berbahaya tapi pola makan sikelinci dan daya tahan tubuhnyalah yang menyebabkan sayuran tersebut bisa menjadi berbahaya.. selain faktor pakan dan daya tahan tubuh, cuaca juga mempengaruhi seperti awal-awal musim penghujan dan angin.
Untuk pencegahan terjadinya kembung, perhatikan komposisi dan porsi makanan untuk kelinci, jaga kebersihan kandang walaupun pada dasarnya penyakit ini tidak menular secara langsung namun rawan mengundang bakteri yang dapat menimbulkan bibit penyakit yang dihawatir kan dapat mengenai kelinai yang sehat.
Bagai mana kalau kelinci kita terlanjur terkena kembung dan mencret??? ada beberapa cara atau metoda yang dapat dilakukan, biasanya tiap breader mempunyai trik tersendiri yang menurut mereka lebih enak dilakukan namun hasiatnya sama.
Pemijatan, karena kembung disebabkan oleh pencernaan yang tidak sempurna dan menyimpan gas pada usus sikelinci mereasa kesulitan dalam buang kotoran normal, maka pemijatan di bagian perut secara perlahan dan teratur dapat membantu menurunkan gejala kembung ini. Namun cara ini memerlukan ketelatenan dan kesabaran.
Pakan Alami, jika kelinci masih mau makan dan ditemukan gejala-gejala kembung atau sudah terkena kembung dan mencret bisa diberi obat alami yaitu berupa daun pepaya atau daun pisang. Ganti pakan yang biasa berikan dengan daun pepaya atau daun pisang. Tugas kita mengawasi dan memastikan daun daun tersebut dimakan sambil memperhatikan perkembangan nya. Jika perkembangan tersebut positf dengan ciri-ciri mata kelinci lebih segar, kelinci menjadi aktif lagi, nafsumakan mulai membaik, dan kotoran sudah berangsur normal maka pemberian dapat dikurangi dan diganti dengan pakan seperti bisa.
Ramuan tradisional, Ada banyak ramuan tradisional yang dapat dijadikan obat alternatif diantaranya temu lawak, bawang putih, jahe, dan lain-lain. Jujur saja saya belum pernah mempraktekan dan tidak mengetahui komposisi pasti nya. Untuk ramuan yang telah sy praktekan yaitu jahe dan gula merah. Caranya jahe ditumbuk atau di parut lalu cambpurkan dengan gula merah dan godok dengan air secukupnya setelah hangat kuku saring, air saringan tersebut cekokan pada kelinci. (untuk takarannya di kira-kira saja :D )
Obat Kimia, untuk obat kimia ini ada yang khusu untuk kelinci seperti :
Mencret : Intertrim LA ( Suntik ) or Intertim Oral ( Product : Interchemie Holland )
Kembung : Permenthyl 5% atau Enroten ( TMC ). atau Rebung.
promosi dikit ah.. kalo REBUNG tersedia juga disini :D –
berhubung obat diatas jarang yang jual, banyak yang mencoba dengan obat-obat untuk manusia dan ternyata berhasil. Obat-obat tersebut antar lain: Tolak Angin + madurasa , diapet, bidium, cotrimozazole sirop dan lain. Untuk kimia ini yang pernah di coba oleh saya hanya REBUNG.
Semoga artikel singkat ini dapat menambah wawasan tentang kelinci dan bisa bermanfaat khusunya bagi para penghobi kelinci. daun pepaya atau daun pisang. Tugas kita mengawasi dan memastikan daun daun tersebut dimakan sambil memperhatikan perkembangan nya. Jika perkembangan tersebut positf dengan ciri-ciri mata kelinci lebih segar, kelinci menjadi aktif lagi, nafsumakan mulai membaik, dan kotoran sudah berangsur normal maka pemberian dapat dikurangi dan diganti dengan pakan seperti bisa.
berhubung obat diatas jarang yang jual, banyak yang mencoba dengan obat-obat untuk manusia dan ternyata berhasil. Obat-obat tersebut antar lain: Tolak Angin + madurasa , diapet, bidium, cotrimozazole sirop dan lain. Untuk kimia ini yang pernah di coba oleh saya hanya REBUNG.
Semoga bermanfaat

BEBERAPA PENYAKIT PENTING PADA KELINCI DI INDONESIA

TOLIBIN  I SKANDAR
Balai Penelitian Veteriner, PO Box 151, Bogor 16114
Ternak kelinci merupakan salah satu aset petani yang sangat berharga. Di samping sebagai tabungan,
kelinci juga sebagai penghasil daging yang tinggi kandungan protein dan rendah kolesterol dan trigeliserida
dan dapat dibuat dalam bentuk produk olahan, seperti abon, dendeng, sosis, burger, dan bentuk cepat saji
seperti sate. Selain itu sebagai penghasil kulit bulu (fur), juga menghasilkan wool, sebagai hewan coba dalam
dunia kedokteran dan farmasi, menjadi idola atau kelinci kesayangan dengan harga jual relatif tinggi, kotoran
dan urine sebagai pupuk organik yang bermutu tinggi untuk tanaman sayuran dan bunga. Berbagai jenis
ternak kelinci yang sudah dikembangkan di Indonesia seperti Lops, Fuzzy, Tan, Jersey Wooly, New Zealand
White, Netherland Dwarf, Yamamoto, Silver Fox, Dwarf Hotot, Rex, Satin, Angora, Tris Mini Rex. Kelinci
mampu melahirkan 10–11 kali per tahun dengan rataan 6–7 anak per kelahiran oleh sebab itu kelinci mudah
berkembang biak dan tumbuh dengan cepat. Salah satu kendala yaitu penyakit. Penyakit yang menyerang
kelinci di Indonesia yaitu Kudis, Koksidiosis, Pasteurellosis, Mukoid Enteritis, Penyakit Tyzzer, Sifilis, Ring
worm, Kecacingan, Mastitis, Radang mata. Keberadaan penyakit eksotik perlu diwaspadai mengingat lebih
banyak beternak kelinci impor daripada kelinci lokal. Kudis disebabkan Sarcoptes scabiei perlu perhatian
khusus karena menular ke manusia, seperti Pasteurellosis. Penyakit Koksidiosis, Mukoid Enteritis dan
Penyakit Tyzzer sangat mudah menyebar ke koloni kelinci. Beberapa penyakit kelinci dipaparkan mengenai
diagnosis, gejala klinis, isolasi ternak sakit dan pengobatannya

PENDAHULUAN
Kelinci adalah hewan percobaan yang
penting, dan juga penting untuk produksi
daging. Oleh karena itu, informasi di bawah ini
berguna juga untuk peternak kelinci dan untuk
mereka yang menggunakan kelinci di
laboratorium. Disamping itu kelinci merupakan
satwa harapan, binatang kesayangan karena
menarik dan lucu, kulit bulunya dan
kotorannya bisa dijadikan pupuk organik yang
sangat baik. Berbagai faktor teknis yang
menghambat dalam pengembangan kelinci
antara lain (1) kurangnya ketersediaan bibit
bermutu, (2) tingginya mortalitas, (3) harga
pakan yang mahal untuk skala komersial, (4)
terbatasnya teknologi produksi yang tersedia
dan (5) kurang sosialisasi dan promosi peranan
kelinci di masyarakat (INOUNU dan RAHARJO,
2005).
Kendala mortalitas yang tinggi salah satu
diantaranya yaitu penyakit, menurut HAGEN
(1976) penyakit disebabkan bakteri seperti:
Pateurellosis, Listeriosis, Necrobacillocillosis,
Salmonellosis, Staphylococcosis
Sphirochetosis, Tularemia, dan Tyzzer′s
Disease. Penyakit disebabkan virus seperti:
Myxomatosis, Rabbit Pox, Fibroma, Herpes
Virus Rabbit, Rabbit Papilloma. Penyakit
disebabkan cendawan seperti: Ring worm, dan
Pavus. Penyakit disebabkan parasit yang
termasuk Ekto parasit (Ekternal parasites) yaitu
kudis pada daun telinga dan kulit karena
Psoroptes cuniculi, Fleas dan Ticks seperti:
lalat Spilopsyllus cuniculi, Ctenocephalides
canis, dan C. felis, juga caplak Haemaphysalis
leporispalustris. Penyakit karena Endo parasit
(Internal parasites) seperti: Koksidiosis,
Nosematosis, Roundworms, Tapeworms.
Sedangkan penyakit yang menyerang
kelinci di daerah tropis menurut SMITH dan
MANGKOEWIDJOJO (1988) yaitu:
Salmonellosis, Pasteurellosis (Haemorrhagic
Septicaemia), Koksidiosis, Skabies, Mucoid
Enteritis (ME), Penyakit Tyzzer dan Sifilis.
Saat ini rata-rata konsumsi daging secara
nasional masih rendah yaitu kurang dari 2
kg/kapita/tahun dan diperkirakan akan
mencapai 3 kg/kapita/tahun sehingga
peningkatan konsumsi dan peningkatan
penduduk akan memerlukan pasokan sapi
potong sekitar 1,5 juta ekor per tahun (MAKKA,
2005).
Produk utama yang yang dihasilkan kelinci
adalah daging sehat, yang tinggi kandungan
protein, dan rendah kolesterol dan trigleserida
dan dapat dibuat dalam berbagai bentuk produk
olahan, seperti sosis, abon, dendeng, nugget,
burger dan lainnya. Selain itu, jenis kelinci Rex
dan Satin menghasilkan kulit bulu (fur) untuk
produk kulit bulu ekslusif, dan kelinci Angora
menghasilkan wool yang memiliki nilai
ekonomi tinggi (RAHARJO, 2005).
WIDODO (2005) melaporkan pada saat ini
kelinci masih diusahakan secara sambilan
dengan kapasitas masing-masing peternak
sekitar 25 s/d 50 ekor per kandang, tetapi ada
beberapa peternak yang memiliki lebih dari
100 ekor, diternakan di Desa Candi, Pakunden,
Kecamatan Ngluwar Kabupaten Magelang
Propinsi Jawa Tengah. Nama kelompoknya
yaitu Kelompok Peternak Kelinci Mandiri
(KPKM) yang berdiri sejak 8 Oktober 2002
dengan jumlah anggota 55 orang mempunyai
populasi kelinci dewasa lebih dari 840 ekor
dengan jenis yang bermacam-macam seperti:
Satin, Rex, Lyon, Vlamsereus, New Zealand
White, Giant Chinchilla, American Giant, Lop
Dwarf, Polish, Dutch, Chekered Giant. Juga
diternakkan kelinci lokal dan semi lokal.
Pola pengembangan usaha ternak kelinci
dilaksanakan dengan wawasan agribisnis yang
diselaraskan dengan potensi riil dari
permintaan pasar yang ada. Sejak tahun 1981
Ditjen Peternakan melaksanakan penyebaran
dan pengembangan ternak kelinci di 10
propinsi yaitu Sumut, Lampung, Sumsel, Jabar,
Jateng, DIY, Jatim, Sulsel, NTB, dan NTT
sebanyak 5 juta ekor dengan pola bergulir dari
Village Breading Centre untuk kemudian
disebarkan kepada peternak. Kemudian pada
tahun 1998/1999 menyebarkan ternak kelinci
Rex untuk tujuan produksi kulit bulu (fur) di
Kabupaten Tabanan, Bali dan Banjarnegara
serta Brebes, Jawa Tengah. Pola yang
dikembangkan juga dengan sistem bergulir
dengan membentuk Rabbit Multiplication
Centre (RMC) sebagai tempat perbanyakan
untuk kemudian disebarkan kepada masyarakat
(MAKKA, 2005).
Dengan berkembangnya peternakan kelinci
maka perlu dipertimbangkan adanya penyakit
sebagai salah satu kendala dari angka
mortalitas yang tinggi (ISKANDAR et al., 1989).
BEBERAPA PENYAKIT PENTING PADA
KELINCI
Kudis (mange)
Kudis pada kelinci umumnya disebabkan
oleh tungau Psoroptes cuniculi, Chorioptes
cuniculi, Notoedres cati, dan Sarcoptes scabiei,
juga kutu Haemodipsus ventricosus.
Berdasarkan lokasi, penyebab, dan tanda-tanda
klinis dibedakan:
Kudis pada liang telinga
Penyebabnya adalah tungau Psoroptes
cuniculi dan atau Chorioptes cuniculi (SMITH
dan MANGKOEWIDJOJO, 1988; MANURUNG
et al., 1986; ISKANDAR et al., 1989). Tungau
ini memulai serangannya di dasar rambut liang
telinga, parasit mengisap cairan kulit,
membentuk lepuh-lepuh berisi cairan yang
apabila pecah menimbulkan kegatalan. Dengan
tanda-tanda klinis kelinci selalu menggoyanggoyangkan
kepala, menggaruk-garuk daun
telinga mengakibatkan lepuh akan pecah,
sering disertai infeksi sekunder lama kelamaan
timbul keropeng-keropeng hal ini dapat
menyumbat liang telinga bila dibiarkan akan
menimbulkan meningitis ditandai dengan
kepala berputar (torticolis), gerak-gerakannya
tidak terkontrol (ataxia) dan akhirnya mati.
Penyakit ini dilaporkan MANURUNG et al.
(1986) tetapi mendapat infeksi campuran
dengan Notoedres cati di Bogor.
Kudis kulit
Tungau ini mulai menyerang sekitar mata,
pipi, hidung, kepala, jari kaki kemudian meluas
ke seluruh permukaan tubuh. Penyebabnya
Sarcoptes scabiei dan Notoedres cati juga kutu
Haemodipsus ventricosus (SMITH dan
MANGKOEWIDJOJO, 1988; MANURUNG et al.,
1986; ISKANDAR et al., 1989). Pada infestasi S.
scabiei dan N. cati memperlihatkan gejala:
kelinci menggaruk-garuk terus sehingga bulu
muka, kepala, pangkal telinga, sekeliling mata
dan kaki rontok. Pada infestasi berat, kulit di
sekeliling telinga dan hidung dapat berubah
bentuk. Tungau ini cepat menyebar ke seluruh
koloni kelinci. S. scabiei dapat menginfestasi
ke manusia karena bersifat zoonosis, jika
menyerang sudut mulut kelinci maka kelinci
sulit makan sehingga menimbulkan kematian.
Penyakit ini menyerang kelinci di Lombok
(ANONIMOUS, 1993). Sedangkan ISKANDAR et
al. (1989) melaporkan skabies di Sumedang
(Jawa Barat).
Diagnosis dan pemeriksaan laboratorik
Dasar diagnosis kudis adalah gejala klinis
seperti gatal-gatal seperti yang diuraikan di
atas. Cara diagnosa kudis pada gambaran
gejala klinik dalam prakteknya sulit ditetapkan
karena berbagai penyakit kulit lainnya
memberikan gambaran klinis yang mirip
dengan kudis (SUNGKAR, 1991).
Diagnosis infestasi kutu dibuat dengan
identifikasi kutu pada kelinci. Tungau dapat
diidentifikasi dengan pemeriksaan mikroskopis
dengan kerokan kulit kemudian diletakkan di
gelas obyek dan dijernihkan dengan larutan
KOH 5−10%, kemudian ditutup dengan kaca
tutup, selanjutnya diperiksa di bawah
mikroskop (ISKANDAR, 1982; ISKANDAR et al.,
1984; SMITH dan MANGKOEWIDJOJO, 1988).
Membuat tes tinta terowongan dengan cara
menggosok papula yang terdapat pada kulit
menggunakan ujung pena yang mengandung
tinta. Etelah papula tertutup oleh tinta dan
didiamkan selama 20−30 menit, tinta kemudian
diusap/diharus dengan kapas yang dibasahi
alkohol. Tes ini dinyatakan positif bila tinta
masuk ke dalam terowongan dan membentuk
gambaran khas berupa garis-garis zig-zag
(HOEDOJO, 1989; ISKANDAR, 2000).
Pengobatan dan pengendalian kudis
Peninggalan sejarah menunjukkan bahwa
kudis dan cara pengobatannya telah dikenal
sejak kira-kira tiga ribu tahun yang lalu
(RONCALL, 1987). Penyakit kudis pada kelinci
dapat disembuhkan dengan Neguvon 0,15%
dan Asuntol 0,05–0,2% (MANURUNG et al.,
1986). Salep Asuntol 0,1% dapat
menyembuhkan scabies pada kelinci
(ISKANDAR et al., 1989). Kelinci yang kena
infestasi tungau harus diasingkan dan diobati
campuran belerang dengan kapur 5 berbanding
3 atau Pirantel pamoat (Canex) dicampur
vaselin (SMITH dan MANGKOEWIDJOJO, 1988).
Bisa diobati Ivermectin dengan dosis 0,2
mg/kg berat badan diberikan sub kutan dengan
selang waktu 7 hari. Kudis pada liang telinga
dibersihkan dengan H2O2 3%, keropengkeropeng
dibuang, tetesi dengan tetes telinga
yang dicampur antibiotik dan fungisida
(ISKANDAR et al., 1989).
Dalam melakukan pencegahan dan
pengendalian penyakit kudis perlu diperhatikan
pola hidup, sanitasi, pemindahan kelinci,
karantina, dan pengobatan. Pola dan kebiasaan
hidup yang kurang bersih dan kurang benar
memungkinkan berlangsungnya siklus hidup
tungau (S. scabiei) dengan baik. Sanitasi
termasuk kualitas penyediaan air yang kurang
dan ternak yang terlalu padat perlu dihindari
(SARDJONO et al., 1997). Pemindahan hewan
dari satu tempat ke tempat lain perlu
penanganan yang serius. Perlu diperhatikan
Surat Keputusan Menteri Pertanian no.
422/kpts/LB-720/6/1988 yaitu peraturan
karantina tentang penyakit kudis yang
menyatakan bahwa penyakit kudis, skabies,
mange dan demodekosis termasuk penyakit
golongan 2 nomor 51. Hewan yang peka
adalah ruminansia, kuda, babi, dan kelinci
dengan masa inkubasi 14 hari, lama hewan di
karantina 14–30 hari. Setiap hewan tersangka
skabies harus diisolasi dan diobati.
Jika ada hewan terkena skabies, sebelum
memulai terapi sebaiknya peternak diberi
penjelasan yang lengkap mengenai penyakit
dan cara pengobatannya, sehingga dapat
meningkatkan keberhasilan terapi. Mengingat
masa inkubasi yang lama, maka semua ternak
kelinci yang berkontak dengan hewan
penderita perlu diobati meskipun tidak ada
gejala klinis atau hewan penderita diisolasi.
Hewan penderita yang berada di tengah
keluarga sulit untuk diisolasi. Pakaian yang
dicurigai harus dicuci dengan air panas atau
disetrika, alat rumah tangga dan kandang juga
harus dibersihkan, meskipun tungau tidak lama
bertahan hidup di luar kulit hewan maupun
manusia (HAGEN, 1982; HARTADI, 1988;
SUNGKAR, 1991; SOEDARTO, 1994; ISKANDAR,
2000).
Penyakit ini sering dikacaukan dengan
Ringworms dan Pavus.

Koksidiosis
Pada kelinci terdapat dua bentuk
koksidiosis yaitu bentuk hati disebabkan oleh
Eimeria stidae dan bentuk usus disebabkan
oleh E. magna, E. media, E. irresidua atau E.
perforans. Eimeria spp lain jarang ditemukan
di usus kelinci (HAGEN, 1976; SMITH dan
MANGKOEWIDJOJO, 1988; ISKANDAR, 2001).
Hewan yang sudah sembuh dari penyakit ini
sering menjadi karier.
Berbagai bentuk koksidiosis tersebut tidak
selalu menimbulkan gejala mencret. Penyakit
bisa tanpa memperlihatkan gejala, atau
kematian dapat terjadi hanya sesudah beberapa
hari setelah infestasi. Kelinci muda lebih sering
terjadi terkena oleh koksidiosis bentuk hati
dengan gejala-gejala berupa mencret, nafsu
makan hilang, dan bulu kasar. Kelinci tidak
tumbuh normal, badan kurus dan tidak tampak
sehat. Pada bentuk usus, gejala biasanya
tumbuh lambat, nafsu makan hilang dan perut
kelihatan buncit. Siklus hidup Eimeria bisa
dilihat pada Gambar 1.
Diagnosis dapat dibuat dengan identifikasi
ookista pada pemeriksaan tinja atau dengan
pemeriksaan histopatologi usus dan hati. Pada

pemeriksaan pascamati. Lesi koksidiosis
disebabkan oleh E. stiedae menunjukkan
bintik-bintik putih atau kista di hati seperti
pada Gambar 2.
Pada kasus akut, lesi ini mempunyai tepi
jelas tetapi kemudian lesi akan bergabung satu
sama lain pada kasus kronis. Pada pemeriksaan
histopatologik bintik-bintik tersebut tampak
hiperplasia saluran empedu dan banyak
ditemukan ookista. Lesi pada bentuk usus
bervariasi, kasus akut jarang memperlihatkan
lesi, sedang kasus kronis tampak usus menebal
dan pucat.
Koksidiosis dapat dikendalikan dengan
pengelolaan koloni hewan yang baik dan
mengobati kelinci dengan 0,05%
Sulfakuinoksalin dalam air minum selama 30
hari. Bisa juga Amprolium 30–250 mg/kg
pakan. Nitrofurason dapat dipakai dengan dosis
0,5–2,0 g/kg berat badan untuk pengobatan,
atau 0,5–1,0 g/kg untuk pencegahan
koksidiosis usus (HARKNESS dan WAGNER,
1983).
Eimeria sp ini tidak dapat menginfeksi
manusia. Penyakit ini dapat dikacaukan dengan
Enteritis, Diare, Bloat atau Kembung perut
(Timpani).




Pasteurellosis (Haemorrhagic septicaemia)
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri
Pasteurella multocida. Nama lain adalah
Bacterium leptiseptica, Bacillus leptiseptica,
Pasteurella leptiseptica dan Pasteurella septica
(HAGEN, 1976; SMITH dan MANGKOEWIDJOJO,
1988). Penyakit ini sering ditemukan dalam
koloni kelinci laboratorium dan sangat menular.
Pasteurellosis dapat menyebar secara langsung
jika kelinci sehat kontak dengan yang sakit
atau tidak langsung yaitu kelinci sehat
dipindahkan ke kandang penderita tanpa di
sterilisasi. Pada kelinci sering menimbulkan
kekebalan ringan sesudah kelinci terinfeksi.
Beberapa hewan dapat menjadi karier meskipun
tampak sehat, dan mungkin hewan ini menjadi
sumber infeksi dalam koloni kelinci.
Penyakit ini biasanya bersifat kronik
dengan gejala ke luar eksudat encer atau nanah
dari hidung dan mata. Bulu kaki depan
terutama di sekeliling kuku tampak kusut dan
banyak eksudat kering. Kadang-kadang disertai
pneumonia, pyometra, orchitis, otitis media,
conjunctivitis, subcutaneus abces dan
septicemia (HAGAN, 1976; HARKNESS dan
WAGNER, 1983). Kelinci yang sakit biasanya
bersin dan batuk bisa diakhiri dengan
kematian. Dalam bentuk akut, kelinci sakit
tiba-tiba mati. Jika kelinci sembuh bisa sebagai
karier.
Diagnosis penyakit
Penyakit ini dapat diagnosis dengan isolasi
dan identifikasi bakteri dari paru-paru kelinci
sakit (HAGAN, 1976; HARKNESS dan WAGNER,
1983).
Jika diadakan pemeriksaan pascamati,
ditemukan radang akut sampai kronik di
selaput lendir saluran pernapasan dan paruparu.
Biasanya lesi disertai rinitis, sinusitis,
otitis, meningitis dan bronkhopneumonia.
Abses dapat ditemukan di tubuh kelinci
terutama di kepala. Dalam keadaan akut terjadi
septisemia biasanya kelinci mati dalam waktu
48 jam. Pemeriksaan pascamati pada bentuk
akut tampak kongesti pembuluh darah sistim
pernapasan, trakeaitis, kelenjar pertahanan
membesar dan perdarahan di bawah kulit.
Hewan yang terinfeksi P. multocida sebaiknya
dibinasakan biasanya diobati tidak akan
berhasil. Seluruh kandang dan kamar kelinci
juga peralatannya harus disterilkan.
Penyakit ini bisa menular ke manusia,
tetapi sangat menular ke kelinci lain dan hewan
percobaan
Mucoid enteritis (ME)
Penyakit ini menimbulkan radang usus
dengan mortalitas yang tinggi terutama
menyerang kelinci umur 7–10 minggu.
Penyebabnya belum bisa dipastikan (HAGEN,
1976; SMITH dan MANGKOEWIDJOJO, 1988).
Beberapa bakteri bisa diisolasi dari kelinci
penderita yaitu Coliform bacilli dan anaerobic
bacteria, juga virus dan koksidia.
Gejala-gejala ME adalah napsu makan
hilang, polidipsia (banyak minum) dan suhu
badan di bawah normal (37–38°C). Kelinci
kelihatan depresi dengan sikap merangkakrangkak
dan bulu kasar, mencret, kurus,
lambung menggembung, usus kecil dan usus
besar menggembung isinya gas dan cairan
usus. Kulit disekitar anus kotor dengan lendir
atau tunja kuning dan cair.
Pada pemeriksaan pascamati, tidak
ditemukan lesi yang jelas. Lambung dan usus
biasanya banyak ditemukan gas dan cairan,
juga bisa isi sekum gas dan kering, kolon berisi
lendir yang kental dan jernih, katong empedu
membesar. Pemeriksaan histopatologis pada
usus kecil banyak ditemukan hiperplasia sel
goblet.
Diagnosis penyakit ME
Dengan melihat gejala klinis yaitu
dehidrasi, mencret berlendir, perut kembung
dan pemeriksaan pascamati. Penyaki ini pernah
menyerang kelinci pada kandang hewan coba
di Balai Penelitian Veteriner Bogor (ISKANDAR
et al., 1989).
Tidak ada pengobatan spesifik untuk
penyakit ME Dapat dicoba dengan antibiotik
agar tidak terjadi infeksi bakteri, juga diberi
rumput kering dalam ransum yang bergizi.
Penyakit ini tidak menular ke manusia.
Penyakit Tyzzer
Penyakit ini disebabkan oleh Bacillus
piliformis. Penyakit jarang terjadi pada koloni
kelinci, kadang-kadang dikacaukan dengan
penyakit ME. Sebagai paktor disposisi timbul
penyakit ini yaitu stres.
Gejala penyakit yaitu diare, dehidrasi dan
kematian yang cepat, biasanya dalam 24–48
jam. Morbiditas dan mortalitas yang tinggi,
lebih dari 50% koloni kelinci menderita sakit
dan lebih dari 90% kelinci yang sakit dapat
mati. Kelinci yang bertahan hidup tumbuhnya
lambat dan nafsu makan menurun.
Pada pemeriksaan pascamati mukosa usus
kecil dan usus besar berkaca-kaca tandanya ada
peradangan dan ditemukan perdarahan
berbintik. Pada hati sering ditemukan masa
foki pucat sebesar kepala jarum pentul. Pada
pemeriksaan histopatologis tampak nekrosis
berat di mukosa epitel usus besar khususnya di
sekum. Dengan pewarnaan khusus, yaitu
Giemsa atau Periodic acid Schiff, dapat dilihat
kumpulan organisme berbentuk filamen,
terutama dalam sel epitel usus yang tidak
berlesi. Pada hati ditemukan banyak fokal
nekrotik, dan di tepi lesi dapat ditemukan
kumpulan organisme dalam sel.
Diagnosis penyakit
Penyebab penyakit dapat ditemukan pada
organ usus atau hati dengan cara mengisolasi
bakteri dengan cara in ovo yaitu menyuntikan
ke dalam kuning telur ayam tertunas.
Pengobatan
Penyakit Tyzerr sulit untuk diobati. Kalau
penyakit ini menyerang koloni kelinci, seluruh
koloni kelinci harus dibinasakan dan memulai
koloni baru dengan kelinci yang bebas dari
penyakit ini. Koloni baru ini harus ditempatkan
dalam gedung terisolasi dari koloni mencit,
hewan mencit lebih mudah tertular penyakit
Tyzerr. Penyakit ini tidak bersifat zoonosis
(SMITH dan MANGKOEWIDJOJO, 1988).
Sifilis
Penyakit ini disebabkan oleh Treponema
cuniculi dan sering ditemukan dalam koloni
kelinci yang higienenya sangat jelek. Kedua
jenis kelamin kelinci ini dapat terinfeksi pada
saat kopulasi.
Gejala klinis bulu disekitar kemaluan luar
rontok dan berbintik-bintik seperti kudisan.
Kelinci sakit tidak boleh dikawinkan.
Pengobatan mengunakan antibiotik seperti
penisilin 50.000 unit tiap hari sampai sembuh
(10–14 hari). Kelinci yang sembuh tidak
bersifat karier dan bisa dikawinkan lagi.
Penyakit ini tidak menular ke manusia
(WIDODO, 2005).

Mastitis (radang ambing)
Penyakit ini disebabkan Staphylococus sp,
biasanya menyerang kelinci yang menyusui
terutama kelinci ras pernah terjadi kasus di
Kabupaten Magelang (WIDODO, 2005).
Gejala klinis bagian putting susu
membengkak dan mengeras berwarna merah
muda. Bila diraba terasa panas dan keras, jika
tidak diobati warna kulit sekitar putting susu
berwarna gelap kemudian pecah.
Pencegahan: lingkungan kandang harus
tenang jauh dari kebisingan agar induk tidak
gelisah. Penyapihan jangan dilakukan
mendadak dan cukup waktunya, periode sapih
antara 40–45 hari. Induk yang sedang
menyusui jangan dipindah tempat dari kandang
saat melahirkan agar tidak stres. Penyakit ini
tidak menular ke manusia.
Conjunctivitis (radang mata)
Penyakit mata ini penyebabnya Moraxella
sp. Tanda-tanda penyakit yaitu mata merah dan
mengeluarkan cairan (eksudat) pernah di
laporkan (ISKANDAR et al., 1989).
Pengobatannya dengan pemberian Sulfathiazole
5% Opthalmia Ointment, Salep mata yang
mengandung antibiotik. Penyakit lain yang
dilaporkan WIDODO (2005) di Magelang yaitu
Kecacingan karena cacing pita (Taenia
pisiformis). Pengobatan bisa menggunakan
Thiabendazole.
KESIMPULAN
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
Penyakit koksidiosis merupakan penyakit
yang umum di peternakan kelinci yang banyak
menimbulkan kematian dapat bersifat akut dan
fatal. Perlu pencegahan dan pengobatan dengan
menggunakan koksidiostat baik melalui air
minum, pakan yang paling efektif koksidiostat
dalam keemasan kapsul. Seperti
Sulfakuinoksalin, Nitrofurason, Robenidin,
Clopidol. Kelinci yang sembuh dari penyakit
ini sering menjadi karier.
Penyakit kudis sering menyerang kelinci
yang diternakkan kurang higienis kelinci yang
terserang harus diisolasi dan diobati dengan
salep Asuntol 2%, Ivermektin.
Tindakan vaksinasi dapat dilakukan untuk
pencegahan penyakit Tyzzer dan atau
Pasteurellosis, apabila ada kelinci yang
menderita Pasteurellosis dan atau Tyzzer lebih
baik dibinasakan untuk penyakit Radang mata
dan Kecacingan bisa diobati dengan
menggunakan salep mata yang mengandung
antibiotik dan obat cacing.
Pengendalian penyakit pada kelinci tidak
berbeda dengan cara-cara pengendalian pada
penyakit hewan menular lainnya. Kewaspadaan
dini terhadap penyakit sangatlah penting untuk
mengantisipasi kejadian wabah penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
ANONIMOUS. 1993. Skabies menyerang Lombok.
Kompas 14 Agustus.
HAGEN. 1976. Domestic Rabbits: Disease and
Parasites. Veterinarian, Western Region.
Agricultural Research Service. Departement
of Veterinary Pathology. Iowa State
University. Ames. Iowa.
HARKNESS, J.E. and J.E. WAGNER. 1983. The
Biology and medicine of Rabbits and Rodents.
2nd. Ed, Lea and Febiger, Philadelphia. pp..
1−112.
INOUNU, I. dan Y.C. RAHARJO. 2005. Ketersediaan
Teknologi dalam mendukung pengembangan
Agribisnis Kelinci. Makalah belum di
Publikasi.
ISKANDAR, T. 1982. Invasi ulang skabies (Sarcoptes
scabiei) pada kerbau lumpur (Bos bubalus)
dengan pengobatan aslep asuntol 50 WP
konsentrasi 2% dan perubahan patologik kulit.
Penyakit Hewan. 23: 21−23.
ISKANDAR, T. 2001. Studi Patogenesitas dan Waktu
sporulasi Eimeria stiedae galur lapang pada
kelinci. Widyariset, LIPI 3: 137−184.
ISKANDAR, T., J. MANURUNG dan S.J. SIMANJUNTAK.
1989. Penyakit pada Kelinci. Latihan
Keterampilan Budidaya Kelinci. Badan
Pendidikan Latihan dan Penyuluhan Pertanian
Cihea-Cianjur.
ISKANDAR, T., NG. GINTING dan TARMUDJI. 1984.
Pemeriksaan penyakit pada domba dan
kambing tinjauan patologik di Jawa Barat.
Pros. Pertemuan Ilmiah Penelitian Ruminansia
Kecil. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm.
262−266.
ISKANDAR, T. 2000. Masalah skabies pada hewan
dan manusia serta penanggulangannya.
Wartazoa. hlm. 28−34.
MANURUNG, J., S. PARTOUTOMO dan KNOX. 1986.
Pengobatan kudis kelinci lokal (Notoedres
cati) dengan ivermectin atau neguvon.
Penyakit Hewan. 17(29):308−311.
RAHARJO, Y.C. 2005. Prospek, Peluang dan
Tantangan Agribisnis Ternak Kelinci.
Makalah belum di Publikasi.
RONCALLI, R.A. 1987. The history of scabies in
veterinary and human medicine from biblical
to modern times. Vet. Parasitol. 25: 193−198.
SARDJONO, T.W. 1997. Faktor-faktor terhadap
keberhasilan Penanggulangan Skabies di
Pondok Pesantren. Maj. Parasitol. Ind. 11:
33−42.
SMITH, J.B. dan MANGKOEWIDJOJO. 1988.
Pemeliharaan Pembiakan dan Penggunaan
Hewan Percobaan di Daerah Tropis. UI-Press.
SOEDARTO, M. 1994. Skabies. Dexa Media. 7: 4−6.
SUNGKAR, S. 1991. Cara pemeriksaan kerokan kulit
untuk menegakkan diagnosis skabies. Maj.
Parasitol. Ind. 61−64.
WIDODO, T.H. 2005. Usaha Budidaya Ternak
Kelinci dan Potensinya. Makalah belum di
Publikasi.

Hama dan Penyakit Kelinci

Hama dan Penyakit Kelinci
1. Bisul
Penyebab: terjadinya pengumpulan darah kotor di bawah kulit.
Pengendalian: pembedahan dan pengeluaran darah kotor selanjutnya diberi Jodium.
2. Kudis
Penyebab: Darcoptes scabiei. Gejala: ditandai dengan koreng di tubuh.
Pengendalian: dengan antibiotik salep.
3. Eksim
Penyebab: kotoran yang menempel di kulit.
Pengendalian: menggunakan salep/bedak Salicyl.
4. Penyakit telinga
Penyebab: kutu.
Pengendalian: meneteskan minyak nabati.
5. Penyakit kulit kepala
Penyebab: jamur.
Gejala: timbul semacam sisik pada kepala.
Pengendalian: dengan bubuk belerang.
6. Penyakit mata
Penyebab: bakteri dan debu.
Gejala: mata basah dan berair terus.
Pengendalian: dengan salep mata.
7. Mastitis
Penyebab: susu yang keluar sedikit/tak dapat keluar.
Gejala: puting mengeras dan panas bila dipegang.
Pengendalian: dengan tidak menyapih anak terlalu mendadak.
8. Pilek
Penyebab: virus.
Gejala: hidung berair terus.
Pengendalian: penyemprotan antiseptik pada hidung.
9. Radang paru-paru
Penyebab: bakteri Pasteurella multocida.
Gejala: napas sesak, mata dan telinga kebiruan.
Pengendalian: diberi minum Sul-Q-nox.
10. Berak darah
Penyebab: protozoa Eimeira.
Gejala: nafsu makan hilang, tubuh kurus, perut membesar dan mencret darah.
Pengendalian: diberi minum sulfaquinxalin dosis 12 ml dalam 1 liter air.
11. Hama pada kelinci umumnya merupakan predator dari kelinci seperti anjing. Pada umumnya pencegahan dan pengendalianhama dan penyakit dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan kandang, pemberian pakan yang sesuai dan memenuhi gizi dan penyingkiran sesegera mungkin ternak yang sakit
1. Kembung :
* Nama obat : Sulfaquinoxalin, Gastop
* Penanganan : Kurangi pakan basah, perbanyak hay/pelet, kurangi minum, simpan kelinci ditempat tertutup dan diberi lampu 5 watt
.2. Mencret :
* Nama obat : Diapet dalam dosis kecil
* Penanganan : Biasanya mencret dimulai dari sakit kembung, kurangi makanan basah, perbanyak hay/pelet, simpan ditempat tertutup dan diberi lampu 5 watt. Bedanya mencret dgn kembung, biasanya kelinci kekurangan cairan dan vitamin saat terkena mencret. Kelinci yg mencret boleh dikasih minum tapi dalam jumlah yg sedikit agar tidak memperparah kembungnya. Boleh jg diberi vitamin B12. Selain itu biasanya kelinci yg mencret/kembung enggan untuk makan, sehingga ada baiknya dicekokin susu.
3. Scabies :
* Penanganan : Scabies adalah penyakit yg menular, biasanya trdapat disekitar mulut, kaki, telinga, hidung dan daerah lainya yg terdapat lipatan-lipatan. Scabies adalah penyakit yg menular, sehingga begitu ada yg terserang langsung dikarantina agar tidak menyebar, selain itu hati2 dalam menanggulanginya, karena scabies jg menular pada manusia. Cukur bulu disekitar bagian yg terkena scabies, cuci dengan air hangat, olesi dengan obat kudis seperti salep belerang, caviam, scabicid cream atau bedak yg dicampur minyak tanah. Ada jg obat yg bisa diinjeksikan(suntik kulit-daging) pada tubuh kelinci
.
4. Sembelit :
* Nama obat : -
* Penanganan : Beri serat lebih banyak pada pakan kelinci
PANEN
1. Hasil Utama
Hasil utama kelinci adalah daging dan bulu
2. Hasil Tambahan
Hasil tambahan berupa kotoran untuk pupuk
3. Penangkapan
Kemudian yang perlu diperhatikan cara memegang kelinci hendaknya yang benar agar kelinci tidak kesakitan.
PASCAPANEN
1. Stoving
Kelinci dipuasakan 6-10 jam sebelum potong untuk mengosongkan usus. Pemberian minum tetap .
2. Pemotongan
Pemotongan biasa, sama seperti memotong ternak lain.
3. Pengulitan
Dilaksanakan mulai dari kaki belakang ke arah kepala dengan posisi kelinci digantung.
4. Pengeluaran Jeroan
Kulit perut disayat dari pusar ke ekor kemudian jeroan seperti usus, jantung dan paru-paru dikeluarkan. Yang perlu diperhatikan kandung kemih jangan sampai pecah karena dapat mempengaruhi kualitas karkas.
5. Pemotongan Karkas
Kelinci dipotong jadi 8 bagian, 2 potong kaki depan, 2 potong kaki belakang, 2 potong bagian dada dan 2 potong bagian belakang. Presentase karkas yang baik 49-52%.

Jenis Penyakit Kelinci


Pada dasarnya kelinci adalah hewan yang lincah, lucu, dan aktif. Ketika kelinci mulai kurang aktif, diam saja, tidak nafsu makan dan lesu, kita sudah harus dapat mengenali perubahan tersebut dan mengamati lebih lanjut gejala apa yang terjadi pada kelinci kita untuk kita mendeteksi penyakit apa gerangan yang sedang menimpanya dan dengan demikian kita dapat mengambil langkah yang tepat untuk mengobatinya.
Berikut adalah penyakit-penyakit pada kelinci berdasarkan pengalaman yang telah kami alami dan cara pengobatannya, semoga bermanfaat dan dapat membantu:
1. Scabies
Gejalanya: timbul kerak dan luka merah pada ujung telinga, ujung kaki dan hidung. Penyebabnya adalah kutu scabie, kelinci terkena scabies bisa karena tertular, kotor, atau bagian tubuhnya terkena basah secara terus-terusan.
Pengobatannya: ivomec, dapat diulang pada minggu berikutnya, dan kelinci harus dipisah /tidak boleh sekandang dengan temannya.
2. Pilek
Gejalanya: kelinci bersin terus menerus dan ada lendir di bawah hidungnya. Ini disebabkan oleh virus, dan dapat menular. Pilek ini sering terjadi di suhu yang dingin.
Pengobatannya: Intertrim, Limoxin, Terramicin, Vet Oxy atau Genta 100. Kelinci sebaiknya ditaruh di tempat yang hangat dan terpisah dari yang lain untuk menghindari penularan. Jika memungkinkan, kelinci dijemur pada pagi hari dan kotoran di hidungnya dilap dengan kapas air hangat.
3. Mencret
Gejalanya: pup menjadi lembek dan cair. Penyakit ini paling sering menyerang anak kelinci. Disebabkan oleh makanan yang salah atau kotor.
Pemgobatannya: Intertrim oral. Sebaiknya pakan yang diberikan adalah daun pisang untuk mempercepat proses penyembuhan. Kelinci yang sedang mencret sebaiknya dipisah karena ada jenis mencret yang dapat menular.
4. Kembung
Gejalanya: tidak nafsu makan, kelinci diam saja, perut kembung. Ini terjadi karena makanan yang dimakan mengadung terlalu banyak gas, dapat juga disebabkan karena cuaca yang buruk. Pada kelinci yang kembung, dapat terjadi kembungnya diikuti berak lendir, ada juga yang tidak. Anakan usia 3-4 bulan paling rentan terkena kembung.
Pengobatan: Phermentyl. Perawatan lainnya adalah dengan melepas kelinci supaya ia berjalan-jalan agar gas di dalam perutnya berkurang. Dapat pula dilakukan dengan memberikan susu murni supaya gas di dalam perut keluar dalam bentuk mencret, sesudah itu terjadi, mencretnya baru kita obati lagi dengan intertrim.
5. Radang Paru
Gejalanya: kelinci susah bernafas (kadang kepalanya diangkat tinggi-tinggi), tidak nafsu makan, nafas berbunyi. Penyebabnya adalah bakteri pasteurella. Penyakit ini menular.
Pengobatannya: Intertrim, Limoxin, Terramicin, Vet Oxy atau Genta 100
6. Infeksi Saluran Kencing
Gejalanya; kelinci susah kencing ( kencingnya keluar sedikit-sedikit saja), ekornya basah, pada saat kencing kelinci seperti menahan sakit. Penyakit ini disebabkan oleh parasit.
Pengobatannya: Intertrim, Limoxin, Terramicin, Vet Oxy atau Genta 100. Kelinci sebaiknya diberikan minum yang banyak.
7. Kelumpuhan Kaki Belakang
Gejalanya: kelinci tidak dapat menggerakkan kaki belakangnya. Biasa ini disebabkan karena kaki kelinci patah pada saat ia melompat karena terkejut.
Pengobatannya: kelinci diberikan istirahat dengan tenang serta diperhatikan gizi makanannya. Kita juga harus membantu mendekatkan makanan, minuman kepada kelinci karena ia susah bergerak. Kita juga harus membantu membersihkan kotoran di sekitar pantat kelinci karena ia dalam kondisi yang tak dapat membersihkan dirinya. Ada juga kelumpuhan kaki belakang yang disebabkan oleh penyakit, hal ini harus dilihat dulu apa gejala-gejala dari penyakit tersebut.
8. Kaki Bengkok
Gejalanya: kaki belakang kelinci 1 atau 2-2nya tidak dapat lurus saat berjalan maupun diam (seperti keluar ke samping). Hal ini dapat disebabkan oleh karena genetik, dapat juga karena alas dia berpijak terlalu licin.
Pengobatannya (jika bukan karena genetik): kelinci ditempatkan di alas yang tidak licin, contoh: dilepas di atas tanah yang keras. Sebisanya kelinci dilepas agar ia berlari-lari dan pijakannya menjadi kuat kembali. Dapat juga kelinci diberi tambahan mineral, fosfor dan kalsium.
9. Telapak Kaki Luka
Gejalanya: muncul luka di telapak kaki belakang. Hal ini disebabkan karena telapak kaki kelinci sensitif dan alas kandangnya terlalu keras, contoh: besi. Ini biasa terjadi pada kelinci bulu pendek.
Pengobatannya: Betadine. Kelinci sebaiknya langsung dipindah ke alas yang tidak keras.
10. Abses
Gejalanya: mucul benjolan di bawah kulit kelinci. Bisa tejadi di kepala, dagu, leher dll.
Pengobatannya: dengan membelah benjolan tersebut lalu nanah yang ada di dalamnya dikeluarkan sampai bersih. Biasa ini dilakukan oleh dokter hewan melalui tindak operasi.
11. Stress
Gejalanya: kelinci tidak mau makan dan tampak ketakutan terlebih jika didekati. Kelinci adalah hewan yang rentan stress, ini dapat terjadi dalam situasi yang membuat ia tidak nyaman dan takut contoh dikejar hewan predator, perjalanan panjang yang tidak nyaman (sempit, panas dll).
Pengobatannya: Phenyljecy. Kelinci kita berikan istirahat tenang dan bebas dari gangguan. Untuk ramuan tradisional, kelinci dapat kita berikan air gula jawa atau madu.
Enteritis Kompleks
Penyakit ini menyerang alat pencernaan, dan menjadi penyebab kematian paling umum pada kelinci di peternakan. Korbannya anak-anak kelinci yang masih menyusu. Anak kelinci yang sembuh dari penyakit ini pertumbuhan selanjutanya kurang baik. Dikalangan peternak, penyakit ini di kenal dengan beberapa nama, antara lain kembung, mencret, dan bloat. Penyebabnya bisa karena udara lembap, basah, atau terkena angin malam secara langsung, dan cuaca jelek. Kembung juga bisa di sebabkan salah makanan, karena perbandingan serat kasar,protein, dan lemak tidak tepat. Gejala kembung, kelinci berdiri dengan posisi membungkuk, kaki depan agak maju. Daun telinga turun, mata suram memincing. Gigi berkerokot menahan sakit. Kelinci tampak haus, selalu mendekati air minum. Kaki depan di masukkan ke dalam tempat air minum.
Ketika buang kotoran, warnanya hijau gelap, bau, lendir menggantung pada dubur. Penyebabnya kandungan serat kasar pakan terlalu tinggi, lebih dari 22%. Pengobatannya dapat dilakukan dengan menyingkirkan hijauan dan air minum yang tersedia.Selama satu hari kelinci diberi pakan hay atau daun kacang kering, diobati dengan antibiotik yang di berikan pada makanan induk yang sedang menyusui atau ke dalam air minumnya. Setelah sembuh dapat diberi pakan seperti biasa. Secara umum enteritis kompleks terjadi karena kelinci salah makanan, jenis makanan yang di berikan tidak cocok atau sering berubah macamnya, terlalu banyak makan hijauan basah, cuaca jelek,kondisi kandang jelek, dan anak kelinci terlalu cepat disapih. Kelinci dewasa yang kurang serat kasar, atau anak kelinci yang terlalu banyak memeperoleh serat kasar juga mudah terserang enteritis kompleks.
Pasteurellosis
Penyakit ini sering menyerang kelinci dewasa, baik jantan maupun betina. Penyakit ini menyerang alat pencernaan. Penyebabnya kuman Pasteurella multocida. Serangan dimulai dari saluran pencernaan bagian atas. Infeksinya menjalar pada organ-organ lain, terutama uterus, testicles, dan kelenjar susu. Pencegahannya dapat dengan membuang kotoran yang lebih sering dengan dikombinasikan adanya ventilasi yang baik dapat mengurangi timbulnya penyakit karena pasteurellosis.
Young Doe Syndrome
Penyakit ini terjadi pada kelinci-kelinci betina pada kelompok kelahiran yang pertama dan kedua. Penyebabnya adalah septicemia akibat mastitis sehingga terjadi bengkak pada kelenjar susu. Kuman stapphylorus aureus memasuki kelenjar susu melaui luka pada kelenjar atau puting susu. Karena mastitis, suhu badan induk panas, nafsu makannya kurang. Puting susu bengkak dan keras, sehingga induk tak mau menyusui anaknya. Anaka-anak kelinci mati karena tak mendapatkan susu dari induknya. Induk sakit diisolasi. Penyakitnya dapat di sembuhkan kalau belum terlambat. Obatnya, suntikan dengan Penicilin, Dexatozoon, Sulmethonl, Sulfa Strong atau Oxylin. Selain itu, kandang dibersihkan, di semprot atau di cucui dengan Asepto. Anak-anak kelinci selama induknya sakit di pelihara di kandang lain, diberi Rabbit milk, atau lebih mudahnya bisa di berikan susu kambing etawa sebagai alternatif.
Kokkidiosis
Penyakit ini terutama menyerang kelinci yang di pelihara di atas lantai. Penyebabnya kuman parasit (protozoa) yang menyerang usut atau hati. Parasit yang menyerang hati banyak menimbulkan kematian pada anak kelinci. Hati yang terserang kokkidiosis terlihat bercak-bercak puktih kalau di bedah. Penularan penyakit lewat mulut. Bibit penyakit lewat mulut. Bibit penyakit tertelan lewat makanan, air minum, atau sesuatu yang mengandung penyakit yang dijilati kelinci.Pada musim hujan yang panjang dan kondisi peternakan kotor, serangan penyakit ini mudah sekali timbul. Gejala nya kokkidiosis antara lain nafsu makan turun, badan kurus, lesu, dan berat badan terus merosot. Gigi berkerot-kerot menahan sakit, beraknya mencret bercampur darah atau berlendir putih. Pengobatannya, kelinci sakit di obati dengan obat-obatan yang mengandung sulfa untuk menghambat diare. Misalnya, sulfa quinoxalin, Trisulfa, Sulfa Strong, dan Noxal. Dapat juga diobati dengan Stop Diare yang mengandung Tetracycline, atau Eludron yang berupa obat tetes. Sanitasi kandang dan lingkungan dilakukan ketat. Kandang harus bersih dan berventilasi baik. Udara dalam kandang pun segar karena sirkulasinya bagus. Membatasi kunjungan orang dipeternakan dan menjaga kualitas ransum agar bersih dan bermutu baik juga harus dilakukan.
Sembelit
penyakit ini menunjukkan gejala tak bisa berak. Kencing sedikit sekali. Kelakuan kelinci sangat gelisah. Penyebabnya, pemberian ransum kering kurang diimbangi dengan kebutuhan air minum yang cukup. Imbangan serat kasar dalam ransum kering dengan pakan hijauan kurang tepat. Kelinci kurang gerak karena kandang terlalu sempit. Pengobatannya dilakukan dengan memberi kelinci air minum sebanyak-banyaknya. Sediakan banyak hijauan, sayuran, atau buah-buahan. Selain itu, lepaskan kelinci di luar kandang agar mendapat udara segar dan bergerak sebanyak-banyaknya. Pakan yang seimbang antara ransum kering dan hijauan dapat mencegah terjadinya sembelit. Air minum dicukupi, tambahkan vitamin dan mineral untuk pelengkap gizinya. Kandang yan bg sudah sempit diganti dengan yang lebih lebar agar kelinci yang tinggal di dalamnya nyaman.
Pilek
gejalanya mudah hidung kelinci mengeluarkan lendir berwarna jernih atau keruh, selain itu juga seringersin-bersin. Kaki depan selalu berusaha menggaruk hidung. Kaki dan bulu badannya ikut basah. Mata sembap, basah, berair. Penyebab penyakit susah dipastikan, mungkin bakteri atau virus. SIfat penyakit sangat menular, menyerang selaput lendir pada saluran hidung. Infeksi dapat menyebar ke tenggorok dan paru sehingga menimbulkan sesak napas. Langkah penanganannya, penderita harus di rawat. Hidung yang penuh ingus disemprot larutan antiseptik, kerak yang mengeras dibersihkan dengan air hangat. Obati kelinci dengan antibiotik seperti Penicilin atau Anticold. Penyakit pilek mudah timbul kalau lingkungan kandang lengas dan basah. Sirkulasi udara yang jelek cepat membantu penyebarannya. Penularan pilek dapat dicegah kalau sanitasi kandang baik, populasi kandang tidak padat, volume pakan cukup dan tinggi nilai gizinya, ternak banyak bergerak, dan cukup mendapat sinar matahari pagi setiap hari.
Pneumonia
alias radang paru menyerang alat pernapasan, yaitu paru-paru. Penyebabnya kuman Pasteurella Multocida. Gejalanya, kepala sering diangkat tinggi-tinggi karena susah bernapas. Mata dan telinga kebiru-biruan, kadang-kadang keluar cairan bernanah. Kotorannya encer. Penyakit ini biasanya menyerang kelinci yang kondisi badannya agak menurun, terutama induk menjelang melahirkan anak kedua atau ketiga kalinya. Penyebab awal,kelinci di kandang sering terkena aliran angin langsung., udara di dalam kandang lembap, dan pakan bergizi buruk.Penyakit radang paru sukar disembuhkan, kecuali kalau penderita memperoleh pengobatan ketika gejala sakit masih pada tahap permulaan. Obatnya Penicillin, Oxylin, atau Sulfa Strong yang diberikan lewat suntikan.
Kudis
penyakit ini menimbulkan gatal-gatal. Bagian tubuh yang terserang mula-mula kepala, lalu menjalar ke mata, hidung, kaki, dan kemudian seluruh tubuh. Penyebabnya kutu Sarcoptes Scabiei sehingga penyakitnya disebut scabesiosis alias kudis. Kutu kudis berbentuk hampir bulat, berkaki empat pasang. Kutu jantan berukuran 0,2-0,24 mm, sementara betina 0,33-0,6 mm, kutu berkembang biak dengan telur, sekali bertelur 40-50 butir. Kutu betina masuk di bawah kulit dengan merusak lapisan kulit bagian atas. Kerusakan kulit menimbulkan luka dan gatal-gatal. Akibatnya timbul infeksi kulit. Kulit kemerah-merahan, bulu rontok, disertai gatal-gatal yang menyiksa. Saking seringnya kelinci menggaruk-garuk dan menggosok-gosokkan badan pada dinding kandang, seluruh badan kelinci akan penuh koreng. Badannya cepat kurus, makan tak mau, dan akhirnya bisa mati. Kelinci terkena kudis harus disingkirkan di kandang isolasi. Bersihkan kandang yang dihuni, lalu disemprot disenfektan (obat pembasmi hama; Asuntal, Neguvan, Notick) dengan cermat. Kandang dijemur dan dibiarkan kosong minimal sampai 15 hari. Untuk penanganannya,kelinci sakit di cukur bulunya di sekitar bagian yang kudisan. Cuci lukanya dengan air hangat. Setelah bersih dan di lap kering, olesi luka dengan obat kudis, misalnya salep belerang, Caviam, atau Scabicid Cream. Pengobatan dilakukan setiap dua hari sekali.
Kanker Telinga
penyakit ini di tandai rasa gatal dan sakit pada telinga yang terserang. Kepala sering digoyang-goyangkan dan di geleng-gelengkan. Daun telinga digosok-gosokkan segingga kulit telinganya yang putih menjadi kemerah-merahan. Cairan keluar dari jaringan yang rusak, lalu mengeras membentuk kerak. Kelinci yang terserang menjadi kurus karena gelisah dan tak tenang. Penyakit ini di sebabkan kutu yang hidup di permukaan kulit sebelah dalam telinga. Pada pangkal telinga agian dalam terdapat endapan sisik kekuning-kuningan. Kelinci yang sehat hidup berdekatan dengan penderita harus ikut diobati karena penyakit mudah menular. Bagian telinga yang terserang diolesi dengan obat pembasmi kutu. Obat dibuat dengan campuran 1 bagian jodium, 25 bagian minyak kelapa, dan 10 bagian alkohol. Obat di oleskan